Kudangan?
Mengenalkan
kepada masyarakat Indonesia tempat wisata, adat istiadat yang ada di delang khusunya desa kudangn. Bukan hal yang tidak
mungkin Kudanga nantinya akan ramai pengunjung karena jalur lintas provinsi
Kalimantan melewati desa ini juga. Dari pandangan saya terhadap politik rencan
pemindahan ibu kota Negara ke Kalimantan tengah akan benar-benar terjadi
(pemikiran awam saya) otomatis kecamatan delang kemungkinan besar akan ramai juga. Nah , ini lah tujuan
saya ingin mengenalkan potensi-potensi yang ada di delang baik kebudayaan dan
wisata-wisata alam yang patut dipertimbangkan oleh traveler maupun pecinta
alam.
Jalan desa kudangan
menuju ke perbatasan kalteng/kalbar
Sedikit tentang kudangan:
Desa kudangan adalah desa yang terletak di Kalimantan tengah
, kabupaten lamandau dan merupakan ibu kota kecamatan Delang. Daerah yang masih
hijau dengan hutan yang masih terjaga karena belum terkontaminasi oleh
perusahan-perusahaan dan tambang-tambang yang sifatnya merusak lingkungan dan
alam.
Masyarakat yang masih kental dengan adat istiadat menjadikan
daya Tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke daerah ini
untuk menyaksikan acara-acara seperti pernikahan adat, prosesi adat kematian ,
penyambutan tamu agung dll.
Desa Kudangan yang dihuni oleh suku Dayak Delang yang
merupakan rumpun Dayak Tomun. Tapi bentuk rumah mereka mirip rumah gadang
dengan atap melengkung sebagai tanduk kerbau seperti di Sumatera Barat. Ada
lagi kebiasaan kaum laki-laki di Kudangan mengunyah daun sirih dan sebaliknya
wanita mengisap rokok kelintingan buatan sendiri.
Bahasa sehari-hari yang dipergunakan adalah bahasa suku
Dayak Delang, namun dialek dan sebutan kata-katanya banyak kesamaan dengan
bahasa daerah Minangkabau, yang selalu berakhir dengan huruf o dan Ik. Seperti
contohnya antara lain duo = dua, , kepalo = Kepala dan lain sebagainya.
Dayak Tomun bukanlah nama diri atau nama suatu suku. Dayak
Tomun adalah penamaan untuk sekelompok suku Dayak yang mendiami Daerah Aliran
Sungai Lamandau di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah. Kata “Tomun’ bisa
diartikan “berbicara, bermusyawarah, bertemu, adanya perjumpaan untuk saling
memahami, mengerti, dan mengetahui benar, serta memaklumi”.
Tomun artinya kaum yang mudah berhubungan satu sama lain
dalam satu rumpun. Walaupun terdiri dari berbagai dialek yang berbeda, mereka
masih bisa saling berkomunikasi seakan-akan satu suku.
Sejarah singkat desa kudangan:
Sumber 1
(Bahasa Delang)
Ija jaman komai ado uyang bonamo Ninik Gonggam agan Ninik
Sobal. Siak botara Honda bulah laman
lalu dipunjung pokopuan ado uyang , sia nantai boinguan manu tiap babah hari
manu nantai hala ninggur di soborang topint bolainyo ninggur di dukuh sia .
Kato uyang puku laman natai kito gola pindah kosoborang
topint obai manu kito tai hala niggur
disoborang topint tai. Kali sia bulah dukuh di santai najak panggulan dukuh
lalu disantai ado kudangan badak agant balai ruai. Obai disantai ado louk
nantai opasnyo siak tai bulah panggulan laman obai potaraan ninik gonggam agant
ninik sobal jadi nantai lau sia bulah laman sia damoi laman kudangan
manah-komanahan laman kocit jadi bosar urang kurang jadi banyak lalu laman
kudangan banyak urangnyo. Laman ado mantirnyo dukuh ado tuhonyo doi jaman komai
laman kudangan di sapo laman potaraan ponakaran poncobian koint.
Hilang mantir digonti mantir hilang tuho digonti tuho laman
monjadi bosar urang botambah banyak laman totap borosih tomp’u totap boi diapm
lomak duduk nyaman batang dilang kinyo tohu tokah kantung gading cotohu buta
urangnyo panjang nyao pohit darah manang boranak lunggur bogonti tipis kinyo
tohu tombus gonting kinyo tohu putus obai batang dilang cotohu tokah kantung
gading kinyo tohu buta idan nantai laman kudangan badak agan balai ruai topint
tona pongkalan batu laman totap borosih urang botambah banyak sodangan uyang
dating boharu pan tomui urang dating bujang tampil bobini daro tampil bolaki
asalnyo ko kudangan bolainyo pulang obai kudangan laman potaraan .
Sampai sari niin laman mongkin bosar tompuk mongkin borosih
urang makin banyak. Pribahasonyo urang banyak manusio tobal di laman tompu
pasah bolai di kudangan badak balai ruai sampai ninam .
(Bahasa Indonesia)
*belum dibuat
Sumber 2
Penduduk Kudangan meyakini bahwa mereka berasal dari
keturunan kerajaan Pagaruyung di Sumatera Barat sejak abad ke 14. Menurut
cerita seorang bangsawan dari Kerajaan Pagaruyung yang bernama Malikur Besar
Gelar Patih Sebatang Balai Seruang berlayar ke Kalimantan. Memasuki suatu alur
sungai, Datuk Malikur Besar itu tertarik dengan suatu daerah dan mendirikan
kerajaan kecil yang diberi nama “Kudangan”. Rombongan Datuk Malikur Besar ini
berbaur dengan penduduk asli setempat.
Bukti kerajaan Kudangan keturunan Pagarruyung itu, yang
sekarang menjadi kecamatan Delang adalah adanya sejumlah peninggalan bersejarah
antara lain suatu bendera berukuran 3 kali 1,5 meter dan hingga kini disimpan
dengan baik di rumah adat Kudangan.
Saya juga memperhatikan bahwa kebanyakan warga suku Dayak
Tomun mengakui diri mereka sebagai keturunan Patih Sebatang. Saya percaya bahwa
Patih Sebatang yang mereka sebut itu adalah Datuak Parpatiah Nan Sabatang,
tokoh terkenal dari Minangkabau. Selain itu pula patih Nan sebatang
mempersunting salah seorang gadis dayak tomun sehingga salah satu bukti yang
menunjukan kebenaran bahwa patih Nan Sabatang berkelana ke daerah ini yaitu
tarian PagarRuyung yang selalu di lakukan pada setiap acara adat pernikahan.
Kudangan?
Reviewed by sahabat kabar
on
12:26
Rating:
No comments